"Orang-orang banyak yang mengkritik Glass karena
kekurangan-kekurangannya. Menurut saya salah satunya karena Glass belum
membawa perdamaian dunia. Namun, perangkat ini potensial dibanding
perangkat lain, untuk mengembangkan startup yang dapat membantu banyak
orang," kata Sahin, sebagaimana dilaporkan Wired dan dikutip KompasTekno
(9/2/2015).
Kabarnya google glass kehilangan pamor akibat berhenti diproduksi sementara waktu. Ned Sahin, ilmuwan saraf kognitif dari Harvard, menggantungkan perusahaan rintisan digitalnya pada Google Glass. ia telah meluncurkan Brain Power, startup yang membangun piranti lunak pada glass untuk membantu para penyandang autis dan berinteraksi, belajar, dan melatih keterampilan. Glass dianggap perangkat paling sesuai untuk mendukung Brain Power karena tampilannya yang berbentuk seperti kacamata. Hal ini memungkinkan pemberian instruksi kepada anak, sekaligus mencatat seberapa baik mereka merespon instruksi tersebut.
Sumber Gambar: www.engadget.com
Menurut Sahin, mengembangkan Glass untuk mendukung bidang kesehatan, industri, dan bidang-bidang lainnya sangatlah mungkin. Karena perangkat ini merupakan perangkat canggih yang membantu mata dan otak yang merupakan indra yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. "Google Glass jauh dari kepunahan," kata dia. Melalui Brain Power, Sahin berambisi untuk menjadikan Glass tak hanya sekadar gadget konsumtif yang membuat wajah tampak seperti halnya dalam film-film animasi yang menggunakan kacamanta yang mampu menunjukan lokasi musuh atau yang dapat menghasilkan layar tembus pandang.
Dalam mewujudkan langkahnya, Sahin dan Brain Power akan mulai membuat pelatihan klinis menggunakan Glass di Rumah Sakit Massachusetts di Boston. Sahin juga akan mengunjungi Google dalam minggu ini untuk mendiskusikan masa depan Glass. "Orang-orang dapat percaya bahwa Glass tak akan sukses. Namun kita semua bisa melihat bagaimana selama ini Google dapat bertahan. Ide ini (Brain Power) akan terus berjalan," kata Sahin.
Dalam mewujudkan langkahnya, Sahin dan Brain Power akan mulai membuat pelatihan klinis menggunakan Glass di Rumah Sakit Massachusetts di Boston. Sahin juga akan mengunjungi Google dalam minggu ini untuk mendiskusikan masa depan Glass. "Orang-orang dapat percaya bahwa Glass tak akan sukses. Namun kita semua bisa melihat bagaimana selama ini Google dapat bertahan. Ide ini (Brain Power) akan terus berjalan," kata Sahin.
Sumber:
http://tekno.kompas.com/read/2015/02/09/15360007/.Bisa.Bantu.Anak.Autis.Google.Glass.Jangan.Punah.
No comments:
Post a Comment